Nov 28, 2006

Anda kenal dengan Paridah Abas ?
Dia bukan penyanyi tenar sekelas Siti Nuhaliza, kalau dia berasal dari Malaysia itu betul.. tapi sosok wanita bercadar ini sempat menjadi berita di Indonesia pasca BOM Bali 1. Tepatnya wanita ini adalah istri Ali Gufron salah satu terpidana mati kasus BOM Bali 1.

Tapi bercerita tentang Paridah Abas bukan berarti kita bicara soal Bom, Hukuman mati dll, tapi adalah sosok wanita perkasa yang piawai dalam menulis. Tulisannya pada buku berjudul "ORANG BILANG AYAH TERORIS", membuat aku terpana.., dan malu hati.

Jujur saja selama ini Image ku pada perempuan bercadar dan keluarga-keluarga seperti itu sangat miring .Afwam soal ini..Aku menganggap suami-suami mereka adalah laki-laki yang kasar dan egois, seperti memaksa istri mereka terus menerus melahirkan, mengungkung anak-anak mereka tak boleh nonton TV dan tidak sekolah. Dan melihat rumah (kebanyakan dilingkungan kami yg disebut kaum Tablik) kelihatan miskin dan kumuh. Sosok laki-laki bersendal jepit, celana ngatung, baju koko panjang, bersurban dan jenggot dan menyampirkan ransel kumal. Lalu berkelana berdakwah berbulan-bulan meninggalkan anak istrinya terlantar.
Hampir tiap bertemu orang seperti ini aku mengutuk mereka tidak bertanggung jawab. Tapi jangan lihat lahirnya dan mengkotak-kotakkan seseorang

Dalam buku ini jauuh jauh berbeda dengan image yang saya, dan orang lain bangun. Keluarga Paridah khusus wanita ini berbeda. Setiap tarikan nafas kehidupan keluarga berdasar Alquran dan teladan rasul... seperti ini dari sisi manusiawi...

Dia membaca Alquran,sementara aku akan meringkuk tidur dengan kepalaku diribaannya, sambil menantikan kumandang azan Subuh

bercerita seperti teman-teman blogger lain seperti

Kami bertengkar dalam banyak hal (urusan kerja tentunya)tanpa ragu-ragu dihadapan anak-anak.Sehingga mereka bisa belajar seni bertengkar yang baik; ajukan pendapat,kuatkan argumen yang benar. Kalau perlu bersitegang lapangkan dada untuk menerima yang paling benar. Jangan malu-malu meminta maaf......dst

atau
... sosok suami yang penyayang. Aku bebas memeluknya kapan saja. Bebas bersenandung dihadapannya, tanpa khawatir ditegur .....

Cara dia mendidik anak-anaknya menerapkan dialog, komunikasi 2 arah, seperti diceritakannya ketika anak bungsunya melihat foto Abi mereka di koran, kenapa abi mereka bersama polisi. Lalu dijawab si kakak polisi itu jaga Abi atau polisi itu bodyguard Abi. Tetapi anak yang lain menjumpai ummi mereka sendirian dan bertanya kenapa berbohong pada adiknya dan Ummi nya mendiamkan saja.

" Kenapa Ummi?"
Kuhentikan sisiran, kutatap matanya yang bening. Kutelusuri wajahnya yang bersih,wajah ceria penuh rasa ingin tahu ..dst
"Berapa umur adikmu " aku menduga keprihatinannya
"emm ..lima tahun"

Lalu PAridah menunjukkan mangkuk plastik pada anaknya dan bertanya

"Apa jadi bila Ummi tuangkan minyak panas kedalamnya?"
"Dia jadi cacat Ummi.. berlubang"
"Begitulah anak kecil"

Cara berkomunikasinya dengan memperlihatkan contoh nyata.. ibu yang benar-benar memperhatikan pendidikan psikologis anaknya...

Sosok wanita muslimah ditengah modernisasi yang tetap menjaga Syari seperti diceritakannya sewaktu dia terganjal kasus keimigrasian sehingga diancam 5 tahun penjara. Sendirian di negri orang (Indonesia) tanpa Mahram safar (suami sedang dipenjara). Melahirkan dan ternyata bayi itu tidak bisa dibawa pulang ke Malaysia. Berpisah dengan bayi yang sedang disusuinya ? betapa pedihnya seorang bayi merah harus direnggutkan dari dekapannya. Ketabahannya hanya karena Iman,ya Iman yang kuat dan mencontoh kasus ibu nabi Musa.

Lalu keluguan anak-anaknya seperti percakapan kenapa ayah mereka ditangkap polisi spt;
"kenapa di Bali"
" Sebab urusannya di Bali"
"Bila polisi nak kembalikan Abi"
"Bila urusannya selesai,InsyaAllah"
"Bila selesai"
"Tak tahu.Kena tanya Pak Dai Bachtiar"
"Siapa Pak Dai Backtiar"
"Kepala Polisi Republik Indonesia" aku senyum memandangnya
"Boleh Ummi"
"Boleh, dia baik. nanti dia jawab kalau ditanya"

Begitulah sosok wanita cerdas, tabah dan kuat yang tergambar dari tulisannya sendiri. Andai Paridah Abas punya Blog, ada yang tahu?????

Pesan buat Paridah, sekarang di Indonesia paspor anak-anak tidak lagi bergabung dengan ortunya, sudah punya buku hijau sendiri. Salut padamu wanita tabah....









3 comments:

Anonymous said...

Duh Ewiiii...aku merinding baca tulisan ini. Harus beli bukunya kali ya.. Benar2 wanita cerdas dan tabah...

Ninis said...

Pa kabar, Mbak Ewie? :)

Gak bisa bayangin bayi mungil dipisahin dari ibunya :(
Aku juga punya anak yang sedang menyusu...gak mungkin aku bisa setegar Paridah :(

Ninis said...

Wanita hebat satu lagi, Mbak...
Teh Ninih (istri pertamanya Aa Gym) yang tulus ikhlas melepas suaminya nikah lagi meski secara manusiawi dia sakit & sedih, tapi demi Ridlo Allah..dia ikhlas...ckckck...Hebat!!!