Jun 15, 2007

Jadi Ibu Bapak Kos

Beruntung suami dan saudara2 nya telah dihibahkan tanah masing2 satu kapling untuk dibangun rumah. Kami memilih untuk tinggal disana. Sementara saudara-saudari suami membangun rumah untuk disewakan dan tinggal ditempat lain. Rumah-rumah tersebut satu halaman membentuk leter U. Secara otomatis kamilah yang menjadi ibu kos (pengawas). Rumah tante Ruzi - adik ipar dan paviliun rumah nenek dihuni oleh mahasiswa politeknik. Rumah tante Nina –adik ipar terdiri dari 2 rumah kopel dihuni keluarga muda . Sedangkan rumah pak uwo dihuni ibu muda yang lain.

Secara umum penyewa berkeluarga lebih baik dari pada mahasiswa. Selain jorok mereka suka ribut. Belum lagi jumlah tamu menginap kadang melebihi jumlah penyewa itu sendiri. Yang lebih menjengkelkan kalau salah satu penghuni punya pacar dan membawa pacarnya masuk. Padahal sebelum tinggal sudah diberitahu peraturannya spt apa (ada daftar yang harus dipatuhi). Jika ketahuan mereka dipanggil dan diberitahu jika tidak bisa mematuhi silakan cari rumah lain. Setelah itu aman. Tapi Fira melapor minggu kemarin abang itu kedatangan tamu perempuan, betul saja sewaktu kami main bulutangkis dihalaman, si cowok itu tampak gelisah sebentar-sebentar melongok kearahku yang kebetulan arahnya memeang kepintu mereka. Mungkin karena tidak sabar menunggu aku berlalu dari halaman, keluarlah tamu perempuan dengan muka cuek dari rumah kos tsb.

Malam mingguan bagi para mahasiswa ini mungkin paling mengasyikkan. Pulang dari keluyuran dengan bunyi motor seperti turbin dilanjutkan dengan ngobrol ngalor ngidul sambil trtawa ngakak. Karuan suami jadi meradang dan mendatangi mereka . Setelah itu sepi. 2 minggu kemudian acara nyanyi bersama ( suara 1 ,2 & 3) lagu-lagu Nidji, Ungu (keren sih), tapi nyanyinya gak tepat waktu yaitu diwaktu magrib. Aku yang baru saja takbir terpaksa berhenti dan menegur mereka dengan galak.

Dirumah depan mahasiswa poltek juga , jenis anak mami klemer-klemer dan benar saja, penyakitan. Malam itu kami dibuat panik karena salah satu mereka ada yg pingsan ,dingin spt orang mati. Eh kok malam-malam begini ada cewek pula yang lagi menangis memijit-mijit lengan anak yg pingsan ini .Kesempatan dalam kesempitan buat pegang-pegang ...(kaya gak pernah muda aja.....hehe) Takut terjadi apa-apa anak itu dilarikan ke UGD dan langsung menghubungi keluarganya di Jakarta.

Ibu-ibu muda bertiga ini kompak banget. Sering ngumpul ngerumpi dirumah si A yang punya anak satu begitu juga dengan si B dan C. Kalau ngumpul bawa anak masing-masing semuanya cewek, ramei kek arisan. Kadang Faiz maksa juga pengen gabung dengan tiga cewek imut yg centil tsb. Tentunya aku juga harus gabung sama ibu-ibu baru ini. Pas aku datangi eh mereka berhenti ngobrol dan pasang muka acuh. (Kekhi kan tuh). Setelah agak lama tidak kontak, si C mulai PDKT dengan membiarkan anaknya main dengan Faiz atau sekalai-sekali nimbrung diteras. Aku langsung tembak “ lagi koslet yaaa”
Langsung deh keluar pengaduan bahwa ada persaingan tidak sehat diantara mereka, atau kalau ngumpul si A dan Si B sering ngomongin aku, sementara dia (si C) tidak ikut...(itu kata mu karena sekarang lagi misuh-misuh)

Pagi ini.... rumah kel A kemalingan. Sebuah Handphone raib dengan modus jaring tonkat dari jendela. Waktu ditelusuri jejak kaki dari jendela rumah A menginjak teras rumah ku mengarah ke ????? rumah kos mhsw .............belum tau juga sih tapi indikasinya memang demikian.

1 comment:

Bunda Faikar said...

wahh Uni, seru juga ya jadi juragan kost....pusing 7 keliling dengan tingkah laku penghuninya, tapi pasti menyenangkan ya..

o ya uni, soal cuka apel, saya ngak sering sering minum lagi, abis takut seehh kayak temen uni ntar hihihi makasih ya ni, dah dikasih tau :))