Nov 14, 2008

Dalam Busana Daerah











Sebagai selingan, aku menerima ajakan teman yang mengajar di sebuah sekolah ekspatriat, untuk membawakan baju daerah. Kebetulan tema pelajaran Bahasa & Budaya Indonesia untuk kelas 1,2,3,4 SD adalah Propinsi Riau. Disekolah tsb guru-gurunya asli dari sono. Teacher Aid alias pembantu guru nya adalah orang Indonesia yang secara administrasi masih satu manajemen dengan kami.

Jam 13:15 kami sudah berada disana.Sebelum masuk gerbang prosedur standar yang harus dilakukan adalah mengisi buku tamu dan membawa visitor pass. Sekretaris sekolah tersebut memperkenalkan kami dengan principle, seorang wanita paruh baya yang ramah. Ngobrol sebentar, bahwa kami membawa baju daerah untuk kelas Bahasa hari ini. Beliau senang dan berencana kelak akan mengadakan monthly event….mengenal budaya Indonesia melalui alat musik,tarian,pakaian dan makanan…Wah mantap lah

Teman ku yang guru Bahasa Indonesia minta untuk waktu shalat dulu. Selesai Shalat, kelasnya belum juga dimulai. Ngobrol sudah kemana-mana, apalag i minggu sebelumnya kami sama-sama menghadiri pesta anak teman sejawat.Berlalu 30 menit aku mulai keliling gelisah. Ibu Guru itu memperlihatkan media mengajar yang semuanya pendukungnya didatangkan langsung dari negri asal, Amerika. Untuk mencari medianya bisa dari internet berupa gambar-gambar yang di cetak lalu delaminating. Hampir semua dinding ditutup softboard berbahan busa yang dilapisi kertas dan diberi border. Untuk satu softboard satu tema. Misal Riau, disitu akan tepajang gambar baju daerah, tumbuhan,hewan dan kerajinan asli Riau. Softboard yang lain tema Sulawesi, terpajang gambar khas Sulawesi juga. Dan uniknya mereka juga praktek membuat kerajinan seperti membatik, dikerjakan dikelas begitu selesai hasil karya murid dipajang di koridor. Praktek masak juga dilakukan, tentunya masakan Indonesia dengan bumbu-bumbu asli.

Jam 14;15 terdengar langkah terburu-buru dan suara anak kecil riuh memasuki ruangan. Hampir semuanya bersandal jepit warna-warni, berkaos dan celana pendek.Ternyata kelas Bahasa baru dimulai jam 14:15,praktis aku 1 jam lebih awal. Alasan Ibu Guru itu karena kebiasaan orang Indonesia suka ngaret. Kalau acara dimulai jam 14 harus disebutkan 1-2 jam sebelumnya. Itu orang kebanyakan kali, Bu…
Dari 9 anak sudah dipilih 2 orang laki dan perempuan. Yang laki bernama Brandon, yang perempuan bernama Keith.Masing-masing kelas 2 dan 1. Mereka antusias, tidak banyak tingkah…dalam 10 menit pakaian sudah dikenakan, mereka memamerkan keseluruh kelas dan kepala sekolah. 5 menit berikut kedua anak ini sudah bergabung dengan teman lain membahas pakaian apa yang baru dipakai Brandon dan Keith.

Selanjutnya yang dipakaikan baju Riau adalah anak kelas 3,4. Berbeda dengan anak kls 1,2… model perempuan yang diledek kawan-kawannya akan menikah..mulai merajuk.Cemberut saja walau ibu gurunya sudah menanyakan apakah Jasmin (nama model ini) memang terpilih jadi model ….semua setuju. Tapi seorang anak bernama Emmily terus saja nyrocos, soal get Marry sampai honeymoon, wah jauh sekali jangkauan Emmily. Model cowoknya keren, kalau difoto langsung action..sering sekali mengeluarkan keris mainannya dari balik sarung..
Ada petanyaan dari Emmily kenapa orang mau menikah malah bawa keris?.....iya…ya kenapa hayooooo…
Melihat dekorasi warna-warni disepanjang koridor,aku berfikir kapan ya sekolah negri di Indonesia bisa didandani cantik seperti ini. Padahal kalau guru mau kreatif, gak perlu mahal ada internet atau teknologi canggih, dari bahan sisa saja masih bisa dipakai. Atau menggunakan daun kering untuk border sebuah papan pengumuman…papannya dilapisi kertas manila, diatas kertas manila ditempel pengumuman. Supaya isi pengumuman gak melulu peraturan sekolah yang kaku dengan kertas putih dan tinta hitam…tapi bisa ditulis dengan spidol diatas kertas spotlight atau kertas timah bekas kotak rokok….ah banyak cara murah dan meriah asal kreatif….begitu juga dengan media pembelajaran, gak harus CD interaktif…..kliping Koran bekas bisa kok.Buat laminating, siapkan saja plastic,kain dan strika….

Berkunjung ke sekolah tersebut sudah mewakili sedikit informasi metoda pembelajaran, tanpa harus jau-jauh study banding keluar negri..Tapi kalau ditawari study banding ke LN siapa yang nolak……………..

1 comment:

Keke Naima said...

hehehe wlopun gak semua org indonesia sk ngaret, tp kl sy janjian ma temen2 jg selalu di majuin 1 jam dr acara yg sebenernya :D

asik y liat sekolahnya. Sy juga kl cari sekolah anak2 yg banyak kegiatan kreatifnya. Cm emang bukan urusan yg gampang cr sekolah kyk gitu