Menyesal sekali karena ingin bebas sejenak, akibatnya Faiz kecebur got dibelakang rumah. Rasa sesal ini menyesakkan sekali. Bagaimana tidak, melihat tubuh Faiz yang sewaktu sehat saja beratnya dibawah normal. Apalagi mencret begini , aduh mirisnya tulang melihat tulang iga nya berbaris, kaki mengecil, pantat semakin tepos. Apalagi matanya yang besar semakin mendukukng penampilannya mewakili wjah kurang gizi. Maaf ya Nak! Mami bukannya tidak bertanggung jawab, tapi lalai menjaga mu.
Sore itu aku ingin menuntaskan membaca novelTaj Mahal, Faiz merengek minta main keluar rumah. Setelah mandi dan berpakaian rapid an wangi, Faiz aku ijinkan keluar rumah, dalam hati akan disusul 5 menit lagi karena bacaan tanggung. Belum sampai 5 menit Faiz berlari masuk rumah dengan kepala sampai kaki berlumur Lumpur yang bau. Lanngsung digendong abang Fikri dan dimandikan. Aku juga panic memeriksa lubang hidung, telinga dan mulut, semua kemasukan air hitam kotor dan bau. Audzubillah….pasti air got terminum. Aku coba sikat lidah dan langit-langit mulut Faiz dengan harapan Faiz memuntahkan air kotor tsb. Tapi sambila menangis, Faiz meronta tidak mau mulutnya disikat.
Selesai membersihkan lubang hidung dan telinga dari kotoran. Faiz dihangatkan dengan handu dan diberi susu. Tangisnya reda tinggal iskk sepertinya penuh penyesalan. Tapi tidak lama satu jam berikut kami yang masih mengasihaninya yang kecebur got dan membayangkan jika tidak ada yang melihat Faiz masuk parit,,,,, ih pasti inalillah… kami sudah dipukuli satu persatu. Aku bawa ke Balai Pengobatan yang dekat rumah. Diberi obat cacing dan vitamin.
Esok sorenya berarti 24 jam setelah kejadian, Faiz muntah-muntah… malamnya berhenti tapi suhu t ubuhnya naik. Sampai 12 jam berikut. Panasnya reda, terus mencret. Dibawa lagi ke dokter diberi obat dan wejangan. 3 hari minum obat mencret mulai reda, tapi pada hari ke 4 mencretnya kambuh lagi. Lebih sering dan tinja kembali cair. Gak bisa lama kami langsung bawa ke Rumah Sakit, jika harus menginap kami siap. Seperti biasa setiap ke dokter anak aku selalu dimarahi dokter karena bb Faiz selal dibawah normal. Kalau saja di Pekanbaru ada bantuan social seperti pengalaman Amelia Naim ketika tinggal di Amerika. Syukurlah Faiz tidak perlu menginap di RS
Setiap acara makan sering berakhir dengan paksaan dan pemberontakan. KAdang daripada selalu heboh aku biarkan Faiz hanya makan biscuit Roma kesukaiannya . Minum uthe dari pada susu. Untuk minum obat dari kunjungan dokter yang ke 3 kalinya, ternyata susah. Faiz sudah trauma karena tiap bab nya meluncur, mulutnya dijejali obat. Obat lagi-obat lagi. BArulah pada obat yang ke 3 ini menunjukkan hasil. Hari berikut Faiz tidak mencret lagi dan minta makan. Wah permintaan yang jarang sekali. Bibirnya sudah memerah lagi., Sejak bangun tidur subuh sampai makan siang, tidak berhenti makan. Dan bernyanyi riang. Lagu Tanah airku, Lancang kuning sampai Ayat – ayat cinta. Tentu saja dengan gubahan syair dan aransement ciptaann Faiz sendiri.
Sore itu aku ingin menuntaskan membaca novelTaj Mahal, Faiz merengek minta main keluar rumah. Setelah mandi dan berpakaian rapid an wangi, Faiz aku ijinkan keluar rumah, dalam hati akan disusul 5 menit lagi karena bacaan tanggung. Belum sampai 5 menit Faiz berlari masuk rumah dengan kepala sampai kaki berlumur Lumpur yang bau. Lanngsung digendong abang Fikri dan dimandikan. Aku juga panic memeriksa lubang hidung, telinga dan mulut, semua kemasukan air hitam kotor dan bau. Audzubillah….pasti air got terminum. Aku coba sikat lidah dan langit-langit mulut Faiz dengan harapan Faiz memuntahkan air kotor tsb. Tapi sambila menangis, Faiz meronta tidak mau mulutnya disikat.
Selesai membersihkan lubang hidung dan telinga dari kotoran. Faiz dihangatkan dengan handu dan diberi susu. Tangisnya reda tinggal iskk sepertinya penuh penyesalan. Tapi tidak lama satu jam berikut kami yang masih mengasihaninya yang kecebur got dan membayangkan jika tidak ada yang melihat Faiz masuk parit,,,,, ih pasti inalillah… kami sudah dipukuli satu persatu. Aku bawa ke Balai Pengobatan yang dekat rumah. Diberi obat cacing dan vitamin.
Esok sorenya berarti 24 jam setelah kejadian, Faiz muntah-muntah… malamnya berhenti tapi suhu t ubuhnya naik. Sampai 12 jam berikut. Panasnya reda, terus mencret. Dibawa lagi ke dokter diberi obat dan wejangan. 3 hari minum obat mencret mulai reda, tapi pada hari ke 4 mencretnya kambuh lagi. Lebih sering dan tinja kembali cair. Gak bisa lama kami langsung bawa ke Rumah Sakit, jika harus menginap kami siap. Seperti biasa setiap ke dokter anak aku selalu dimarahi dokter karena bb Faiz selal dibawah normal. Kalau saja di Pekanbaru ada bantuan social seperti pengalaman Amelia Naim ketika tinggal di Amerika. Syukurlah Faiz tidak perlu menginap di RS
Setiap acara makan sering berakhir dengan paksaan dan pemberontakan. KAdang daripada selalu heboh aku biarkan Faiz hanya makan biscuit Roma kesukaiannya . Minum uthe dari pada susu. Untuk minum obat dari kunjungan dokter yang ke 3 kalinya, ternyata susah. Faiz sudah trauma karena tiap bab nya meluncur, mulutnya dijejali obat. Obat lagi-obat lagi. BArulah pada obat yang ke 3 ini menunjukkan hasil. Hari berikut Faiz tidak mencret lagi dan minta makan. Wah permintaan yang jarang sekali. Bibirnya sudah memerah lagi., Sejak bangun tidur subuh sampai makan siang, tidak berhenti makan. Dan bernyanyi riang. Lagu Tanah airku, Lancang kuning sampai Ayat – ayat cinta. Tentu saja dengan gubahan syair dan aransement ciptaann Faiz sendiri.
2 comments:
Cepet sembuh ya Faiz... duh.. lagu kesukaannya sama dengan Shasa..hehehe
wah...kasian banget kok bisa sampe kecebur got :(
Post a Comment