Dalam pekerjaan yang bertubi-tubi dikantor menjelang akhir tahun aku minta cuti 4 hari karena mau menjenguk Oma yang akan berangkat Haji. Untunglah diizinkan krn alasan cuti yang tepat. Tapi yang agak berat minta izin Fikri dan Fira karena tgl 13 mau ujian semester, sementara minggu ini banyak ujian praktek. Au dan Faiz berangkat Sabtu sore nyampenya malam jam 9. Alhamdulillah baru pertama kali keluar kota ber 2 Faiz saja, semuanya aman . Faiz gak rewel kecuali waktu dia terbangun di kelok 9 dan dilihatnya diluar gelap Faiz pun nangis . tapi cuma sebentar setelah itu bobok lagi.
Sampai dirumah Oma wadaau pegel semua , malam itu tidur nyenyak karena udara yang sejuk. Kami menghabiskan malam tidur bersama Oma.
Menunggu hari keberangkatan Oma, kami packing ke koper berlogo Garuda, mengisi tas kecil dengan bekal, memeriksa ulang lagi pakaian, obat-obatan, termasuk kosmetik. Karena cuaca di Arab sekarang lebih dingin dari di Bukittinggi, Oma bawa kaus kaki banyak, sweater dan sarung tangan. termasuk lotion dan lip balm. Tamu-tamu silih berganti ke rumah dengan membawa oleh-oleh. Ada yang berupa mukena, kerudung, kerupuk kulit, dan kue-kue.
Rombongan Oma berangkat ke Padang tanggal 4 Desember 2007 jam 11, seharusnya dini hari Fikri , Fira dan bapaknya sudah tiba.Tapi sudah jam 4:30 belum nyampai juga. Aku telp ke HP langsung dijawab kepala Fikri luka tertimpa barang. Abang menjelaskannya dengan tenang makanya aku nerimanya tenang sambil membayangkan kepala luka ???. 10 menit berikut aku telp lagi menanyakan apa yang terjadi. Oh God, tadi itu telah terjadi kecelakaan . Lemas rasanya mana aku harus merahasiakan apa yang terjadi ke Oma. Sementara air mata sudah sulit ditahan. kenapa kepala Fikri ? seberapa lukanya ? bagaimana dengan Fira? dll.. Gak tahan aku sampaikan ke inyik, karuan inyik langsung tancap gas ke RS Achmad Muchtar/IGD.
Tepat jam 6 pagi mereka tiba dirumah. Luka kepala Fikri sudah dijahit, baju yang berdarah disembunyikan dibalik jaket.. sampai saat berangkat si Oma tidak tahu apa yang terjadi dengan Fikri. Beliau mengira Fikri lesu karena ngantuk baru dari perjalanan.
Dilapangan Jl Sudirman (lapangan kantin) sudah berjejer bus-bus yang akan membawa jemaah calon haji ke Padang. Bus yang akan dinaiki Oma paling depan. Si Oma karena kebiasaan jadi ketua rombongan, sampai di dekat Bus gak mau dipegangi. Jalan mau duluan padahal manusia berjubel disekitar bus. Senangnya Oma satu kelompok dengan guru matem ku di SD dulu. Duduknya juga sebelahan. Mereka berdua satu angkatan semasa pelantikan jadi kepala sekolah duluuuu. Hebatnya tahun ini Wali kota Bukittinggi memberi "uang jajan" buat pensiunan guru yang berangkat haji tahun ini.
Acara pelepasan calon jemaah haji ga rumit-rumit. Para pengantar diberi kesempatan 1 jam untuk perpisahan. Tak satupun pengantar yang diizinkan naik ke bus. Tepat jam 11 sirene mobil pemda berbunyi, bus bergerak perlahan-lahan. Kami cuma bisa melambaikan tangan dari jauh. Labbaikkalla huma labbaik............................ (sekarang Oma sudah berada di Mekah)
Selesai ngantarin Oma kesempatan nih buat jalan-jalan ke pasar "malapeh salero". Kami tidak ikut ke Padang, karena percuma gak boleh nemuin Oma lagi di asrama haji... Kita makan nasi kapu dulu, makan ampiang dadiah dan nongkrong di janjang 40 nengok batu cincin minta sadakah teeek
No comments:
Post a Comment