Aku pengen ngerumpi nie, tapi krn takut dosa nyeritain orangnya mending ngomong sendiri alias ditulis saja spy tidak ada yg tersinggung.
Setelah aku menelpon resesionis Rumah Sakit dan dijadwalkan berobat jam 9:7, aku segera meluncur ke sana. Ngecek ke resepsionis lagi memastikan aku sudah didaftar dan file sudah ke ruang dokter, aku duduk manis diruang tunggu. Senyum dan mengangguk ke ibu-ibu yang tidak ku kenal. Seorang ibu sedang bicara keras dengan logat batak membahas organisasi sukunya yang sedikit kacau, makanya anggota boru-boru begitu kata yang sering disebutnya,banyak yang narik diri. Ada 10 nama yang disebut satu persatu oleh ibu ini lengkap dengan tabiat dan statusnya, serta anak-anaknya. Lawan bicaranya sekeluarga yang anaknya kelihatan sangat tersiksa mendengar orasi sang ibu tadi. Akhirnya keluarga ini pamit dengan sendirinya ibu yang bersuara lantang tsb harus menghentikan pembicaraan yang menggebu-gebu.
Setelah aku menelpon resesionis Rumah Sakit dan dijadwalkan berobat jam 9:7, aku segera meluncur ke sana. Ngecek ke resepsionis lagi memastikan aku sudah didaftar dan file sudah ke ruang dokter, aku duduk manis diruang tunggu. Senyum dan mengangguk ke ibu-ibu yang tidak ku kenal. Seorang ibu sedang bicara keras dengan logat batak membahas organisasi sukunya yang sedikit kacau, makanya anggota boru-boru begitu kata yang sering disebutnya,banyak yang narik diri. Ada 10 nama yang disebut satu persatu oleh ibu ini lengkap dengan tabiat dan statusnya, serta anak-anaknya. Lawan bicaranya sekeluarga yang anaknya kelihatan sangat tersiksa mendengar orasi sang ibu tadi. Akhirnya keluarga ini pamit dengan sendirinya ibu yang bersuara lantang tsb harus menghentikan pembicaraan yang menggebu-gebu.
Ruangan menjadi sunyi setelah keluarga itu berlalu, tapi tidak lama ibu bersuara lantang mendapat teman disebelahnya mulai mengoceh lagi, kali ini masalah penyakitnya. Aku kembali menyimak obrolan mereka. Disudut lain 2 orang ibu muda juga sedang terlibat pembicaraan serius masalah pembentukan tubuh, treatmill yang diikuti senam yang sedang digeluti. Mereka mulai saling mengukur lingkar pinggang, saling meraba perut sixpack hihi..ini bayanganku saja. Maksudnya gelambirnya ada 6. Tiba-tiba aku terusik dengan seorang wanita bercelana jeans ketat sehingga bagian bokong bagai tak bercelana, blus pendek berlengan sambung dan memakai kerudung! Keliatannya wanita ini harus kursus padu padan berbusana dulu...boro-boro belajar akidah dan aurat.
Giliran ku masuk keruang dokter, aku kehilangan topik 2 kelompok ibu2 tsb. Dokternya lumayan kocak waktu aku jawab mau cek mata setelah memeriksakan gatal alergi yang aku derita, dokter itu balik bertanya..Oh mau cek mata pencarian ya bu..aku jwb IYA termasuk gatal-gatal ku tsb aku katakan kambuhan jika tanggal tua, giliran dokternya yang mesem.
Saat menunggu obat diapotik aku bertemu dengan teman yang baru saja kemo, cerita mengharukan.tapi temanku ini tegar, walau biduk rumah tangganya diterpa badai dia tetap optimis untuk kesembuhan,. Terlihat dari cara berbusananya yang rapi tetutup rapat dari kepala sampai telapak kaki. Tetap modis dengan padu padan warna yang serasi. Sayang temanku lebih dulu mendapatkan obat dan segera pamit. Lalu 3 pelajar berseragam SMA cekikikan masuk ruang tunggu apotik.2 pria dan 1 perempuan.Yang perempuan aku kenal karena tetangga. Tapi kok??? tangannya dengan ringan mengusap pipi teman laki-lakinya sambil ketawa-ketawa. Padahal sebelumnya anak ini sekolah di sekolah Islam dan sampai hari ini pun masih mengenakan jilbab panjang, tapi kenapa dia cepat melupakan pelajaran adap pergaulan muda-mudi yang bukan muhrimnya...
Lagi-lagi 2 orang wanita menutup rambutnya melenggang didepanku dengan bercelana ketat ,kaos ketat dan tutp kepala melilit erat dilehernya,tapi terbuka didadanya. Dalam hati aku berpikir-pikir apa latar belakang orang ini mengenakan busana seperti itu,apakah niatnya menutup aurat? masih ada auratnya yang terbuka. Mengikuti trend tapi kurang ngetrend pula.
Giliran ku masuk keruang dokter, aku kehilangan topik 2 kelompok ibu2 tsb. Dokternya lumayan kocak waktu aku jawab mau cek mata setelah memeriksakan gatal alergi yang aku derita, dokter itu balik bertanya..Oh mau cek mata pencarian ya bu..aku jwb IYA termasuk gatal-gatal ku tsb aku katakan kambuhan jika tanggal tua, giliran dokternya yang mesem.
Saat menunggu obat diapotik aku bertemu dengan teman yang baru saja kemo, cerita mengharukan.tapi temanku ini tegar, walau biduk rumah tangganya diterpa badai dia tetap optimis untuk kesembuhan,. Terlihat dari cara berbusananya yang rapi tetutup rapat dari kepala sampai telapak kaki. Tetap modis dengan padu padan warna yang serasi. Sayang temanku lebih dulu mendapatkan obat dan segera pamit. Lalu 3 pelajar berseragam SMA cekikikan masuk ruang tunggu apotik.2 pria dan 1 perempuan.Yang perempuan aku kenal karena tetangga. Tapi kok??? tangannya dengan ringan mengusap pipi teman laki-lakinya sambil ketawa-ketawa. Padahal sebelumnya anak ini sekolah di sekolah Islam dan sampai hari ini pun masih mengenakan jilbab panjang, tapi kenapa dia cepat melupakan pelajaran adap pergaulan muda-mudi yang bukan muhrimnya...
Lagi-lagi 2 orang wanita menutup rambutnya melenggang didepanku dengan bercelana ketat ,kaos ketat dan tutp kepala melilit erat dilehernya,tapi terbuka didadanya. Dalam hati aku berpikir-pikir apa latar belakang orang ini mengenakan busana seperti itu,apakah niatnya menutup aurat? masih ada auratnya yang terbuka. Mengikuti trend tapi kurang ngetrend pula.