Jun 25, 2008

Promosi SD Islam Terpadu At Taufiq






Gak ada hujan ga ada angin, tiba-tiba aku diangkat jadi bendahara yayasan di lingkungan rumah. Yayasan ini sudah berdiri sejak puluhan tahun silam. Terdiri dari Mda , TPA, MTs dan sebuah mesjid. Kegiatan ku yayasan ini dulu sewaktu anak-anak masih sekolah di Mda. Setelah itu gak pernah lagi, karena jarak rumah ke mesjid Taufiq ini (sama dengan nama Yayasan) ’mayan jauh jika jalan kaki, maka aku gak pernah shalat atau ikutan acara dimesjid tsb. Keluarga kami terdaftar di mesjid yang lebih dekat rumah yaitu mesjid Baitul Muktamar, tapi untuk iuran kematian ke mesjid Taufiq. Jika ada maulidan, qurban dsb aku berpartisipasi dengan mesjid Muktamar. Tapi bisa dibilang jarang. Shalat dimesjid paling kalau tarawih di bulan Ramadhan. Tapi tiba-tiba saja ada undangan rapat sekaligus perkenalan dengan pengurus lain.

Cukup mengherankan bukan saja masyarakat , pengurus lain juga bertanya-tanya . Tapi untunglah semua akhirnya menerima walau aku tidak termasuk warga yg kurang peduli lingkungan. Akan tetapi jika tugas yang diembankan menyangkut pendidikan aku senang. Dengan partisipasi semua pihak mudah-mudahan bisa memajukan sekolah yang sudah dirintis sejak lama.

Pada pertemuan awal, ada pengurus yang mengusung ide akan membubarkan Mts dengan alasan sekolah ini tidak populer sehingga yayasan harus mensubsidi terus menerus. Pemasukan dari SPP yang sudah sangat murah masih saja menunggak. Gaji guru juga sangat tidak memadai. Mereka hanya diberi honor perkedatangan. Tentu kualitas apa yang akan diharapkan dengan perhatian guru yang terbelah. Tapi ide ini langsung ditolak oleh tokoh senior yang masih ada yang ikut merintis berdirinya Mts. Kesepakatan rapat Mts tidak jadi dibbarkan, tapi pengurus akan membuka sekolah dasar Islam Terpadu berkarakter. Target yang dicapai adalah sekolah ini mampu mendanai dirinya sendiri dan melahirkan anak didik yang berkarakter. Untuk itu pengurus mulai mengumpulkan donatur, asesmen ke TK se Rumbai dan berkunjung ke Bogor karena kami akan membuka sekolah berkarakter seperti yang dibuka oleh Indonesia Heritage Foundation nya ibu Ratna Megawangi. Aku dan bu Lilis sudah pernah mengikuti seminar Pendidikan Berkarakter langsung dari Ibu Megawangi. Dan kami juga sudah memiliki beberapa bukunya

Soal dana awal sebelum penerimaan murid sudah terkumpul yang akan digunakan untuk renovasi gedung. Pengecatan ulang sesuai warna IHF dan pemasangan logo IHF. Rekruting guru juga sudah selesai. Kami mengira Golden Time nya adalah awal Juni untuk penerimaan Murid Baru. Tapi sampai akhir Juni kami belum juga medapat seorang murid pun. Brosur dan baliho memang agak terlambat artinya starting point nya juga terlambat. Ketika kami mendatangi TK-TK untuk presentasi sekolah baru, sebagian besar menolak dengan alasan kami terlambat. Seharusnya kami ke TK dibulan-bulan Maret atau April. Kalau sekarang pihak sekolah sibuk untuk perpisahan. Waau tidak semudah yang dibayangkan. Dari sekian pengurus yang masih aktif promo dan persiapan hanya kami berdua (aku dan bu lilis), yang lain sepertinya sudah pesimis tahun ini kami akan dapat murid.
Tapi semangat kami masih menyala mengingat begitu percayanya para donatur menginfakkan uangnya untuk kami kelola. Semoga cita-cita mulia ini dapat segera terwujud, untuk peningkatan pendidikan dilingkungan yayasan taufik yang sudah dirintis para pendahulu. Dan sekolah yang sudah berdiri sekarang bisa ditingkatkan lagi dari segi kualitasnya.




Bagi warga kota Pekanbaru yang berminat silakan kontak ke sekretariat :


SD Islam Terpadu Berkarakter At Taufiq, Jl Yos Sudarso Rumbai telpon 0761 - 51430.


Lokasi di Komplek Masjid Taufiq Walhidayah




Keistimewaan sekolah Dasar ini adalah mengembangkan Long Learning melalui penerapan 9 pilar karakter:


1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya


2.Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian


3.Kejujuran


4. Horamt dan santun


5.Kasih sayang ,kepedulian dan kerjasama


6.Percaya diri,kreatifitas, kerja keras dan pantang menyerah


7.Keadilan dan kepemimpinan


8. Baik dan rendah hati


9. Toleransi, cinta damai dan persatuan


Jun 23, 2008

Pentingnya dokumen

“Pokoknya ibu tetap mau umrah, tidak akan memberatkan kalian, uang ibu ada”
Begitulah keukehnya ibu mertua untuk berangkat umrah . Diam-diam sudah menghubungi teman-teman seumurannya menanyakan travel agen mana yang akan digunakan. Akhirnya anak-anak beliau tidak bisa melarang lagi keinginan orang tua tsb. Sebetulnya beliau akan berangkat haji tahun 2009 untuk yang kedua kalinya, tapi tahun 2008 ini ada niat umrah juga. Uang ada, keinginan menggebu, epritingis ok lah.

Anak kesayangannya alias si hubby mengatarkan ibu ke travel agent yg kami pilihkan. Setor termasuk pengurusan pasport, maka ditetapkanlah jadwal tgl 21 Juni 2008. Sehari setelah setoran, ibu ditelpon pihak travel minta ibu melengkapi dokumen berupa surat nikah. Ternyata ibu gak punya dokumen selembarpun. Baik itu surat nikah, akte kelahiran, apalagi ijazah. Akhirnya kepengurusan pasport kami ambil alih dari travel agen. Mulailah petualangan menelusuri surat nikah ke KUA Senapelan. Pertama-surat pengantar dari lurah, butuh ½ hari menunggu ibu Lurah Umban Sari. Diteruskan ke Polisi melaporkan surat kehilangan, berlanjut ke imigrasi dengan melewatkan KUA. Berharap di imigrasi cukup menggunakan surat hilang polisi.Ternyata enggak laku, harus minta surat keterangan nikah di KUA . Sampai di KUA kami jelaskan duduk persoalan ke petugas yang duduk dimeja front office, lalu dicatat ini-itu dan disuruh menunggu Kepala KUA. Sambil menunggu kami diingatkan oleh petugas lain seorang wanita, bahwa pak KUA tidak akan mau mengeluarkan surat keterangan nikah, tapi bisa membuatkan duplikat surat nikah bersasarkan data yang tersimpan didata base mereka. Berupa buku lusuh yang sudah tidak berkulit. Itupun yang tercatat periode mulai1960, sementara ibu mertua menikah tahun 1955 di rumah, dimana penghulu ,saksi dan mempelai prianya sekarang semua sudah almarhum. Apa ibu disuruh menikah lagi aja biar dapat surat nikah? Yang menarik gaya bicara si pegawai itu sambil duduk dimeja , posisi satu kaki nangkring di pot bunga sambil mengunyah –ngunyah kipang.kacang. Alot sekali dan maaf giginya yang tongos itu makin tongos dijejali kacang, Aku jiijik dan sebal melihat gayanya yang kurang sopan. Alhasil setelah Kepala KUA datang jawabannya tidak bisa.

Alternatif ke dua dijalankan dengan mengurus akte kelahiran dispensasi ke catatan sipil. Padahal suami teman dikantor ada yang bertugas di catatan sipil, kok bisa lupa ya. Alhamdulillah urusannya gak bertele-tele. Semua berkas sudah maju ke imigrasi. Hari ini ibu wawancara dan foto. Minggu depan tentu sudah bisa mengantongi buku hijau tersebut dengan catatan jika ibu tidak dianggap teroris. Lalu jadwal umrah ditetapkan tanggal 30 Juli bulan depan.

Dari hal tersebut barulah merasa pentingnya dokumen diri. Tapi bagi ibu rumah tangga yang sederhana dan betul-betul lugu, manalah kepikiran akan berurusan dengan hal spt ini. Mimpi keluar negri pun tidak. Obsesi keluar negri hanya karena ingin berhaji dan umrah lain tidak. Jika suatu saat ada yang mengaku anaknya almarhum bapak meminta warisan, keluarga ibu juga tidak bisa mengakui atau menolak. Lha ibu dan bapak mertua nggak punya surat nikah kok. Untungnya semua anak-anak mereka mempunyai akte kelahiran. Entah bagaimana cara kepengurusannya tanpa selembar surat nikah kedua orang tua mereka.

Jun 18, 2008

Ah PAyah!!

fjtrl;kdjhgfmd.

Gak Mau Sekolah


Pengasuh Faiz pamit mulai bulan depan karena dapat job baru. Waduh bingung lagi nih. Mau nyari lagi udah merasa nyaman dengan yang sekarang. Disamping masih tetangga, juga telaten merawat Faiz dan mengurus rumah. Pokoknya dari semua yang pernah kerja dengan kami baru ini yang membuat ku puas.


Setelah dipertimbangkan akhirnya Faiz dimasukin TK aja. Iseng mendaftar ke TK Cendana Rumbai. Juni ini umur Faiz masih 3 tahun 10 bulan. Menurut ku masih tergolong kecil. Apalagi gelagatnya masih belum ada tanda-tanda tertarik buat sekolah. Kalau ditanya Faiz mau sekolah ya.. jawaban tegas akan meluncur dari mulutnya. "NGGAK!!"

"Faiz mau sekolah dimana?'

"Gak mau sekolah, mau kerja bak sumur"

maksudnya mau jadi penggali sumur.. cita-cita kok ga mutu gitu nak...


Tapi gimana lagi hari pengumuman penerimaan siswa baru tiba. Nama Faiz tertera pada baris ke dua terakhir. Diatas nama anak yang bernama Ragil. Saat itu juga Faiz dijemput buat pendaftaran ulang dan ukur seragam.


Sampai dihalaman sekolah yang penuh warna warni dan slogan-slogan selamat datang,serta bunga-bunga lonceng berwarna ungu menyambut Faiz yang masih resah karena tidak mau sekolah. Mata Faiz yang memang udah gede makin lebar ketika melihat sebuah helikopter parkir dihalaman samping.


"Helikopter..kopter-kopter"


Faiz lari begitu saja melepaskan pegangan ku. Gak perlu mikir dulu langsung manjat dari arah seluncuran. bak kaki cicak tanpa terpeleset.

Stress yang pertama. Setelah dibujuk nonton kakak kelas latihan nyanyi faiz bisa diajak masuk, tapi dibelokkan keruang PSB. Disana sudah berkumpul para orang tua dan calon murid. Semua anak telah siap dengan posisi akan diukur. Tiba giliran Faiz, doi ogah diukur,tapi ngukur pinggangnya sendiri, kaki dan melilitkan meteran ke badannya. Baru kelar 15 menit kemudian. Maka sejak saat itu resmilah Faiz jadi murid TK Cendana Rumbai. Tapi kalau ditanya sekolah dimana jawabannya masih sama :"Gak mau sekolah.