Mar 31, 2008

Sahabat Ku


foto kanan: suami deni,sepupu,anaknya, aku in pink,Fira Velia dan Deni

“HALLO, WI, INI NOVA .....SMA 2...EH WID NOVA DAPAT SMS KATANYA DR.DENI MENINGGAL, GIMANA WID” suara ibu-ibu dengan bahasa minang versi Jakarta.
Aku langsung konek yang dimaksud nyonya diseberang handphone ini dia ngenalin diri Nova teman lama kami zaman smp, kt lain SMA tapi lebih pasnya Nova yang tinggal dibirugo....Setelah agak tenang aku jelasin satu persatu bahwa yang aku tahu suami Deni yang sakit parah, tapi apakah Deni yang meninggal aku harus pastikan dulu kekeluarganya di Bukittinggi. Tapi alih-alih kami bercerita sedih eh malah ketawa-ketawa karena, aku ngebayangin si Nova ini imut dengan suara manja dan kacamata tebalnya. Tapi kok yang bicara ini ibu-ibu sesak nafas dan nada bicaranya tegas dengan logat yang aneh seperti orang baru belajar bahasa minang. Baru 15 tahun jadi orang Jakarta ngomong Minang dah belepotan. And seterusnya sampai ngabisin pulsa...

Selesai dengan Nova aku langsung nelp ke HP Deni, tapi ga diangkat. Ke rumah juga gak ada yang angkat. Untung Oma masih di Pekanbaru dan ingat telpon tantenya Deni yang nota bene teman Oma. Baru lega ternyata yang meninggal suaminya bukan Dr Deni seperti sms entah entah dari siapa.. Tapi kok lega..tidak ! rasanya aku juga sedihh banget teringat Deni sendirian di Jambi tempat tugasnya sebagai dokter, lalu anak-anaknya yang masih SD .. Lama aku tercenung dan ngobrol dengan Oma yang ternyata udah tahu dari mamanya Deni bahwa suaminya ini menderita suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sejak 5 tahun yang lalu. Waktu itu Deni curhat ke mamanya , Deni ikhlas kalau yang hal terburuk terjadi pada mereka. Memang sudah Nasib.

Lebaran 2 tahun yang lalu aku dan Deni banyak menghabiskan waktu bersama. Aku ingat suaminya yang baru saat itu aku kenal, caranya berbicara dan mengizinkan kami seharian berkeliling ketempat-tempat penuh setori dan seharian itu juga kami bolak balik pakai honda jazz dan angkot. Setiap bepergian Deni selalu gak mau bawa anak, cerita tentang mantannya, teman-teman sekelas pokoknya yang menyenangkan di masa SMA. Tapi aku mendapat kesan mendalam terhadap suaminya; begitu dewasa, pengertian, sabar......tadinya aku pikir karena sudah tua, sampai-sampai Fira hampir saja memanggilnya kakek karena dikira dia papanya Deni. Aku bandingin dengan suami bahwa suami Deni itu pengertiaaaan banget. Kami pergi seharian gak komplain. Beda sama suami ku waktu aku tinggal seharian malah merajuk dan langsung pergi jalan-jalan ke Istana Pagaruyung bersama Fikri dan Fira. Tapi selama itu Deni tidak sekalipun bicara soal penyakit suaminya.

Pagi ini aku telpon Deni, aduh rasanya kerongkongan tercekat dan aku kehilangan kata . Karena di sana Deni sudah terisak....... Setelah kami bisa menguasai diri aku mulai bertanya tentang anak nya dan mensupport. Tapi kalimat yang keluar terasa garing dan sangat formal seperti kami orang asing saja. Aku ingin peluk Deni dan mengizinkannya curhat sepuasnya... Nanti sewaktu aku ambil cuti dan mungkin Deni sudah pindah ke Bukittinggi......... Semoga kalian yang ditinggal suami, papa tercinta bisa tabah..............

Looong week end cerita lalu

Long week End atau loooooong wiken, selalu membuat sebagian warga pekanbaru ke luar kota. Tiket pesawat langsung menanjak naik maklum hum demond and supplies berlaku. Teman-teman yang sudah jauh-jauh hari pesan tiket tujuan Jakarta bisa tersenyum karena mendapatkan harga standar. Tapi yang lelet atau punya rencana dadakan yah bersuka cita lah mengeluarkan dana diatas Rp 1 juta. Itupun bisa berangkatnya hari Jumat. Bagi yang berangkat ke Sumatera Barat via darat bisa happy kapan pun bisa berangkat tapi seperti biasa terjebak tanah longsor dan antri macet sampai 8 km.

Seperti Oma yang nekat berangkat pakai travel dari Bukittinggi ke Pekanbaru , berangkat dri jam 9 pagi tiba di Pekanbaru jam 19:30. Sepanjang waktu kami sibuk memantau ke travel Bukittinggi dan ke pangkalan travel di Pekanbaru. Jawabannya sama: mungkin macet bu.......tapi Alhamdulillah si Oma senang-senang saja malah memuji mobil yang ditumpangi beliau bagus dan supirnya baik.

Sementara orang-orang pada bepergian, aku malah kebagian PR membuat SPT tahunan. Tadinya udah selesai dan dibawa ke Kantor Pelayanan Pajak. Kasian teman yang membawa dah capek dan berat gak tahunya di Kantor Pajak ada Form baru yang sebenarnya sama dengan yg lama hanya beberapa posisi tulisan saja yang berubah. Padahal sewaktu membayar Pph tgl 4 Feb lalu tak satupun petugas yang memberi tahu bahwa form 1721 berubah. Lebih kasihan lagi anak-anak Cuma mondar-mandir saja sementara liburan 4 hari. Begitu SPT selesai lagi-lagi ada kerjaan lain.... uh kerja kok gak selesai-selesai sih . Minggunya baru kami bisa rekreasi sejenak, Off Road di Kulim dan Silahturrahmi ke rumah teman yang habis melahirkan. Kita sih udah mandi karena ngunjungi bayi, tapi mobil blom sempat wuih ngeri ada lumpur dimana-mana.

Setelah bersenang-senang sejenak, kami dikejutkan dengan banjir ditempat yang biasanya tidak pernah kebanjiran. Emang sih sewaktu terakhir aku melintasi jembatan leighton tgl 20 Maret lalu, air sudah mulai naik di kelurahan Meranti Pandak. Sedih dan lucunya ada yang pesta di pinggir jalan. Pengantennya duduk menghadap ke jalan. Sementara rumah mereka sudah tergenang air. Sekarang air sudah mencapai 1 meter, bagaimana ya nasip penganten baru tsb?.

Rumah teman-teman di jl Tegal Sari Ujung banyak yang terendam. Rumah teman Fikri juga, katanya ada yang hanyut. Berbagai cerita diperoleh dari pengalaman banjir yang paling besar sejak aku tinggal di Pekanbaru. Ada yang baru transaksi beli rumah eh rumahnya ikut kebanjiran padahal dulunya ga pernah kena. Ada juga yang baru beli mobil 3 hari mobil ini pun mulai terendam air. Pakaian sekolah teman-teman Fikri yang hanyut. Dan yang paling tragis, teman sekolah Mazen sepupu Fikri tewas ketika main air dibelakang GOR senam di stadion Rumbai. Memang ajal itu sudah ada jadwalnya, walaupun anak itu masih dirumah pun kalau hari itu waktunya harus pergi ya meninggal juga. Tapi untuk hal-hal logis rasanya aneh juga ya anak sudah SMP masih mau main air kotor seperti itu.

Dari sekian korban banjir, ada satu orang teman sekantor masih bertahan tinggal dilokasi yang memang sudah langganan banjir sejak dulu kala. Karena lokasinya di rawa-rawa aliran sungai. Konon kata ibu mertuaku tahun 1947 daerah tersebut masih aliran sungai Siak. Nah lo. Kalau daerah itu banjir ya salah yang bikin pemukiman disitu

Mar 18, 2008

Naluri Lelaki

. Awalnya sulit sekali membiasakan dirinya untuk lepas dari diapers. Ada taktik untuk membuat Faiz bias buang air kecil sendiri yaitu dengan mengajarkan cara buang air yang menyenangkan. Waktu “burung”nya dikeluarkan Faiz disuruh jongkok setelah diberi contoh. Lama baru air seninya keluar. Kadang ga keluar tapi ketika mau dipsangkan celana eh muncrat. Taktik berikut dengan mengarahkan selang kesegala arah dan mengumpamakan selang itu tempat keluar pipis. Sepertinya berhasil karena Faiz keliatan antusias . Acara pipis dimulai dengan kucuran pertama kearah samping. Lalu Faiz diberi pujian bahwa dia hebat. Berikutnya airnya muncrat kearah atas membasahi baju. Lalu yang berikutnya Faiz sudah bias mengendalikan kesegala arah. Akibatnya jika mau pipis Faiz ambil ancang-ancang akan membidikkan kemana. Kadang kedinding. Kloset, bahkan ember. Masih dibiarkan saja sampai Faiz terbiasa mengatakan akan pipis.

Semua sudah berjalan lancer dan acara pipis tidak menakutkan, hamper tiap saat Faiz minta pipis. Dan setiap itu juga Faiz berhasil tanpa membasahi karpet ,lantai atau kasur. Sekarang juga sudah bias membuka celananya sendiri seluruhnya atau sebagian saja. Hanya saja seteleh sukses toilet training ada dampak buruknya juga. KArena setiap habis pipis dikamar mandi Faiz juga akan mengancam kakak,abang dll dengan “senjata”nya. Waduh kok jadi salah didik ya. Bukan saja pada saudarnya yang dirumah, jika usilnya kumat jika ada tamu pun Faiz akan mengancam” pipiskan!” sambil mengacungkan “senjata” nya.

Suatu hari karena bosan mengejar-ngejarnya terus abang Fikri membiarkan saja Faiz tanpa celana. Kebetulan Ika anak tetangga sedang bertandang kerumah. Mungkin Ika haran apa yang “dimiliki” Faiz maka Ika langsung mencomot dan menariknya.
Nah lo kapokkan? . Sejak itu Faiz mungkin benar-benar kapok. Jika habis pipis jika ada orang lain pasti buru-buru pasang celana Karena malu. Tapi tidak untuk bang Fikri dan kak Fira.

Entah karena kebetulan atau bukan, Faiz memang agak terlambat dari anak sebayanya. Mulai jalan saat usia 17 bulan tapi langsung lari dengan benar berlari seperti anak usia 7 tahun.Siapapun yang mengejar pasti kewalahan. Bebas diaper juga lama yaitu usia 3,5 th. Cara berbicara juga masih belum jelas. Mungkin karena anak bungsu makanya sering diperlakukan seperti bayi saja. Usia segini belum mau tidur dikamar sendiri masih mau gruntelan sama ortu. Pegang rambut atau apalah pokoknya ngumpet diketiak. Berbeda dengan kedua kakak , bisa pipis sendiri, jalan,bercakap dan tidur dikamar sendir pada saat biologi clock alias usia yang sebenarnya.

Zaman Apa

“Kan ada interneeet” kata anak SD berbadan kurus dengan celana sering melorot di sebuah desa pada tayangan iklan di televise.
Kalau di kampong saja orang sudah demam internet apalgi dikota. Geliat internet dalam 15 tahun terakhir memang sangat mengagumkan. Perlahan tapi pasti menancap dan tumbuh subur jadi tren masyarakat modern.
Produsen Komputer pun makin “gila” menawarkan produknya . Mulai dari Personal Computer sampai Notebook atau Lap Top.Tahun sebelumnya produsen laptop menawarkan harga mahasiswa untuk sebuah lap top, lalu sekarang lap top siswa dengan bandrol 3 juta saja.

Lihatlah para mahasiswa tidak lagi menenteng tas pak pos atau map apalagi sebuah buku yang digulung dan dimasukkan ke saku belakang celana. Tampilan mereka hamper seragam dengan tas berisi sebuah lap top.
Tak kalah dengan penyedia computer, para peluang bisnis juga melirik perangkat hotspot untuk diletakkan di posisi strategis. Ngenet tidak lagi harus di kantor, dirumah dengan biaya mahal atau di café yang prestisius tapi ditaman kampus, ditaman kota.

Mesjid AnNur Pekanbaru yang sudah direnovasi dan mempunyai halaman dan hall yang luas sudah menjadi taman hotspot buat ngenet. Waaao….anak muda, remaja terpekur memandangi layar, entah itu main game, browsing mungkin ngeblog atau apalah. hebat ya……….

Jadi ingat cerita zaman SR (Sekolah Rakyat) dimana murid-murid hanya membawa sebuah batu hitam dan kapur tulis. Tidak perlu Tas Ransel, Trolly, Tas Pak Pos untuk membawa selusin buku tulis dan setengah lusin buku cetak, seperti anak SD zaman digital ini. Setiap ganti mata pelajaran batu hitam dihapus dan mulai dengan pelajaran baru. Karena pelajarannya ya menulis dan berhitung. Tapi prinsipnya sama saja jika Lap Top sudah menjangkau pada tingkat yang jenuh dimana semua orang sudah memilikinya, maka anak-anak sekolah akan bali ke zaman batu tulis, Buat apa bawa selusin buku tapi bawa saja sebuah laptop seberat 0,5 kg, ada akses internet, berjuta-juta buku dapat dibuka. Berlembar-lembar tulisan dan beratus ratus krayon.

Mau sahabat pena malah lebih gampang, ga perlu perangko, kertas surat, kirim surat elektronik coy! Dijamin ada wajahnya nongol disudut layar jika dilengkapi webcam. Hati-hati aja kalau chating dengan webcam masih ada jigongnya.Mau pacaran long distance gak masalah serasa dekeeet kaleee.

Kecanggihan teknologi seperti pisau 2 sisi. Sisi yang menghadap kekita biasmelukai sedangkan sisi yang menghadap keluar melukai orang lain. Maka sikap bijak kitalah yang akan memilih untuk tidak melukai siapapun.

Mar 11, 2008

Ironis

Jadi males nonton berita. Masih berkutat soal sembako yang terus melambung. Ditayangkan warga antri bahan bakar, minyak goreng ya ampuuuun terus naik, terigu dkk udah jelas naik, mendongkrak harga mie instant. Terus tempe yang belum stabil yang berakibat makin kurusnya sepotong tempe. Coba apa yang bisa dihidangkan di meja makan jika semua harga bahan pokok terus naik. Jadi bingung ya dengan pemerintah kesan nya” ya mau gimana lagi.............”

Tapi ketika aku datang kesebuah pesta perkawinan anak orang penting, tak ada kesan kesulitan sembako yang membuat ibu-ibu menjerit. Disana tubuh berbalut busana yang sebatang badannya puluhan hingga ratusan je ti. Makanan melimpah ruah. Ada yang kesiram air, disisakan para tamu dipiring-piring. Tapi ada gak yang berpikir bagaimana soal harga naik diluar sana?

Sebagai wanita aku juga tak manampik bahwa sifat konsumtif bersemayam didalam diri. Ketika mendapat undangan kawinan tsb yang terbayang petama kali adalah busana apa yang akan dipakai. Walau gak menjangkau jeti-jetian paling tidak mesti keliatan special. Lalu aku mulai hunting nyari baju . Bolak balik milih diantara kerumunan ibu-ibu yang wangi semerbak. Aku ambil salah satu baju yang ada discount 40%. Mau nyari penjualnya ,aku bingung ada 2 wanita paruh baya yang satu duduk di counter yang satu diluar , keduanya sedang memamerkan perhiasan. Yang dalam counter sebut saja nyonya kupluk (karena pakei jilbab mirip kupluk) yang diluar sebut saja nyonya Tambun. Nyonya Tambun dengan lantang menyebutkan harga cincin yang melingkar dijari gemuknya. Nyonya kupluk tak kalah seru menyebutkan harga bros yang tersemat didadanya. Masih belum puas si nyonya kupluk memanggil petugas stan mereka menyuruh ambil sesuatu terus menyebut-nybut angka ratus jeti...........Aku bener-bener dicuekin sama 2 nyonya kaya ini padahal aku mau bayar sepotong baju ke nyonya kupluk, tapi karena bliow asyik saling pamer dengan pelanggannya nyonya Tambun , baju yang didiscount 40% toh ga sebanding dengan calon pembeli kelas kakap.ini.....


Syukur aku ga jadi menurutkan nafsu ingin tampil kinclong diacara kawinan tsb. Yang hanya akan dipakai 2 jam persiapannya berminggu-minggu dan berupiah-rupiah. Dan dalam perjalanan pulang aku melihat antrian panjang di pangkalan minyak tanah. Mungkin diantara kerumunan itu ada yang belum makan atau besoknya apa masih bisa makan tempe.

Disaat banyak orang menderita kekurangan sembako, angka yang tercatat sebagai jemaah calon haji terus meningkat. Temanku sampai menunggu ke 2011 setelah mendaftar di 2007. Bukankah itu menunjukkan tingkat kesejahteraan dikalangan umat muslim meningkat. Semakin banyak yang sanggup berangkat haji (karena financial dan spirituilnya) tapi kenapa makin banyak yang tidak lagi peduli dengan fakir miskin?

Mar 5, 2008

Rindu ngeblog

Pengen ngeblog tiap hari, tapi perangkat nya sering ga bisa akses karena alasan yang sama, server ngadat atau jaringan apalah atau atau dan atau seribu satu alasan. Pernah juga coba pakai HP oh....dalam sekejap pulsa melayang ke angkasa....

Belum dapet sih ngenet dengan biaya murah sambil tiduran & bercanda ria di YM atau ngebahas bisnis apa yang paling laku saat ini. Karna kegiatan nulis-nulis itu sudah merupakan kegiatan yang tak terpisahkan, maka kembali lah daku ke dunia maya dengan tersaruk-saruk. Tapi tidak meninggalkan begitu saja diary yang pakai gembok . Nah itu ceritanya Fira lagi ngebet punya diary. Maunya yg gambar maruko tapi yg ada kartun jepang lain, daripada ga ada tetap aja dibelikan yang lengkap dengan gemboknya. Beberapa lembar telah diisi yang mana isinya tentang hujatan padaku emaknya karena tidak mengabulkan permintaannya dibelikan sepatu baru. Disana juga tertulis perbandingan aku dan mama temannya yang dianggap lebih pengertian...(begitu istilahnya Fira). Begitu ya dikepala anakku...kalau keinginannya dipenuhi, akan menulis aku adalah ibu yang baik, kalau permintaan ditolak maka tanpa ampun aku adalah ibu yang JAHAT....oh teganya anakku.........
Tapi biar saja Fira menulis apa yang dalam kepala dan mencurahkan perasaannya pada tulisan. Nanti kalau dah makin gede tentu akan bisa memilih kata-kata yang lebih bijak. Dan tulisan itu tak perlu dikomentari apapun, pura-pura ga tahu.
Setelah beberapa bulan diary Fira kok sudah terkapar dibalik lemari. Gak taunya kunci gembok diary tsb hilang . Tapi Fira sudah punya diary baru warna merah jambu gambar hello kitty. Maka diary bergembok itu sudah jatuh ketanganku

Dari sebuah berita aku baca komentar Roy Suryo yang dituduh punya hobi ngeblog, menurut Roy ngeblog itu hanya tren sesaat dan tukang bohong. Wah aku jadi tersinggung. Soalnya aku maniak banget sama blog, palagi ngeliat template yg cantik-cantuk, begitu juga content khas ibu-ibu yang sharing mengenai anak, resep, ilmu-ilmu lain nya. Gimana sih si Roy kok bisa-bisanya bilang blogger penipu.

Brubung ini persis tahun ke 2 aku ngeblog ,aku ganti layout lagi dengan sedikit kemeriahan, yah itung-itung merayakan ultah ke 2 dengan kembang api nya gege.. suiiiiit jdaaar!!!, Hanya saja keinginan merancang leot sendiri belum juga terrealisasi.duh kapan ya?

Ow iyah, masih problem dengan beberapa side bar untuk mengedit tulisan dan upload photo masih ngilang, gimana munculkannya, help dong temans

Wilda Love Fikri

‘Mi, Ada berita gembira!!!!” Fira memekik kegirangan.
Aku harap-harap cemas menunggu beritanya, karena Fira menyampaikan sambil melonjak-lonjak kegirangan. Ku pikir ada hadiah mobil dari bungkus mi instan yang baru dibuang ke bak sampah.

Gak taunya berita kalau Wilda, kls VI anak tetangga sebelah naksir abang Fikri, ceritanya begini; Wilda nulis dibukunya trus dibaca oleh teman sekelasnya yang juga tetangga kami, Ayu namanya. Menurut Ayu ke Nisa, Wilda membuat tulisan...Wilda love Fikri.....lalau saat berenang kemarin Ayu menyampaikan ke Nisa , Nisa melanjutkan ke Fira. Jadi cerita berantai.......... apa pangkalnya belum diketahui. Ada-ada saja...

Melihat kami bisik-bisik Fikri merasa terusik dan terus mendesak apa yang kami omongkan. Karena bosan di rengek i terus aku jawab asal saja kalau ada yang kirim salam dengan Fikri , Talitha teman SD nya dulu yang katanya Fikri paling benci. Langsung mulutnya manyun, sambil mengatakan “ huh! kirain apa.........anak centil itu.”
Fira makin geli. Lalu Fikri balik mambalas dan bilang bahwa Fira pacaran dengan Dansa.
What?!! Ada apa ini,kecil-kecil dah pada pacaran. Aku senyum-senyum aja menanggapi tapi dalam hati mangkel, unyil ini dah mau pacaran. Lalu Fira pun curhat, bocah yang naksir sama dia itu namaya Arramadansyah, kelas 6 SD 001. Makanya kalau jalan sore – sore naek motor bertiga Faiz minta muter ke arah jln Berdikari. Si Dansa yo Dansa itu ternyata tinggal disana. Aku dikadalin dong selama ini oleh unyil bau kencur ini... Lalu cerita bergulir bahwa teman-teman sekelas Fira di kelas V SD, Bela dijodohi dengan Ramadhan, anak yang tinggal kelas itu.. Ayang tergila-gila dengan Rivaldi, Gina dengan Marko dan entah sipa lagi dengan siapa. Begitu juga dengan sepupu Fira bernama Ezi kelas VI SD, sedang mabuk kepayang dengan Hafiz anak kelas 1 SMP yang tinggal di ujung jl Tegal Sari. Menurut Ezi anaknya “ ih g-gguanteeeng”. Jadi tiap sore Ezi rela mengayuh sepeda hanya memandang komplek perumahan dimana Hafis berada.

Lalu setori antara Fikri dan Wilda itu bagaimana asal muasalnya. Awalnya Wilda, Nisa dan Fira sering main boneka barbie di rumah Wilda.Suatu hari tempat mainnya pindah kerumah Nisa, disana abngnya Nisa yang kelas I SMP ikut nimbrung main boneka. Oh la la itu karena ada Wilda. Wilda sih cuek aja, kalau abngnya Nisa ngajak ngobrol dia jawab satu-satu.... seperti orang bosan, akhirnya abangnya Nisa tahu diri berhenti bergabung lalu memandangi anak anak perampuan dari kejauhan. Menurut abangnya Nisa, Fikri cemburu ngeliat dia ikut main boneka (cowok kok main boneka?). Tapi kalau giliran main kartu remi di rumah Fira, abang Fikri jelas-jelas gak mau nimbrung. Jangankan ikutan main mengintip aja ga pernah. Pokoknya cuwek abis. Kalau disuruh buang sampah dimana harus melewati rumah Wilda mesti nunggu gelap dulu. Ngomongi namanya juga gak pernah, tapi kok malah ada kabar Fikri suka Wilda...

Yang paling getol menjodohkan mereka ibu-ibu kiri kanan, tapi Fikri tetap acuh gak ada ekspresi malu-malu mau, atau menolak, datar aja. Apalagi disekolahnya juga ada peraturan jika ngobrol berdua atau pacaran akan dapat point 300 bisa dikeluarin dari sekolah. Dari tampangnya sih cocoklah disekolahkan di Mts, apalagi sikapnya sesuai dengan aturan tidak boleh menatap wanita.

Ngebayangin anak-anak akan makin besar , lalu mulai jatuh cinta.........jadi ngilu rasanya

Warna

Warna sering mempengaruhi keseluruhan penampilan. Warna apa yang disukai dan warna apa yang paling cocok digunakan. Jika kita melukis tentu bebas menggoreskan warna apa saja sesuai keinginan, warna rumah bisa hijau, warna tanah bisa merah terang atau warna langit hitam pekat.

Jika warna bisa menunjukkan kepriabadian lalu bagaimana dengan kesukaan warna tertentu serta ketidak cocokan pemakaiannya. Bingung ya? Maksudnya gini, aku senang dengan warna warna permen, lembut, lebih girly dan mebuat suasana seperti dongeng-dongeng negeri peri. Tapi jika aku kenakan sebagai riasan atau busana selalu kelihatan hambar. Malah lebih berasa gula jika aku mengenakan busana berwarna jreng yang nota bene tidak aku sukai, seperti warna biru terang, ungu, pink menyala atau merah, hitam . Warna hijau dan segala turunannya akan membuat wajah menjadi lebih tua. Warna peach betul-betul menjadikan ku seperti orang habis sakit typus.

Penggunaan lipstik juga, jika menggunakan warna pucat (peach,baby pink, ) malah seperti mayat hidup, tapi dari pada memakai warna menyala malah gak PD mending ga pakai. Tapi itulah kebiasaan berias menggunakan lipstik, eye liner dan maskara , perkara yang masih sulit ditinggalkan, maka masih lah berkutat antara pilihan warna dan cocok/tidaknya. Oh warna-warna...............bagai bicara..............

Bagaimana dengan cat rumah ? ini masalah sulit karena masing-masing penghuni punya warna pavorit yang berbeda. Aku cendrung ke soft : krem, peach,ungu muda. Abang sukanya yg serba jreng, seperti memberi kusen warna merah marun, Fira maunya warna ungu, Fikri warna kuning terang. Setelah bertahun-tahun rumah diberi cat warna warni, masih ditambahi sentuhan akhir oleh Faiz dengan menorehkan krayon lebih berwarna lagi. Misal diruang tamu dibubuhi warna merah melingkar lingkar, ruang keluarga antara biru, hijau,kuning dan cokelat dengan lukisan lebih fariativ, ada kotak tidak simetris, garis, dan lingkran, kamar Fira lebih ekstrim lagi dengan warna hitam berbentuk ular.