Aug 28, 2006

Tolooong....Brontoks

Semenjak didatangi brontok, urusan postingan jadi syusyah deh.
Malah content yg udah publish pun ketika di edit gak bisa publish lagi. Apalagi nambahi foto walah tambah eror. pokoknya judulnya sampai hari ini eror bin eror.

Aug 24, 2006

Try & Error

Makan roti setiap hari asyik woi. Kalo cuma roti tawar doang lalu dibuat sandwich atau apa gampanglah. Tinggal bakar atau oles...selesai. Nah kalo permintaan macem-macem roti isi...coklat lah kacang lah ragut lah atau tabur keju tabur abon...ini yang bikin bangkrut.

Demi memuaskan anak asal dia mau makan OK lah , bela-belain belajar dengan gigih dengan cara try & error. tahap demi tahap yang gatot yg berhasil . Namanya juga usaha....kebayang badan anak-anak yg kurus -kurus semangat membuat roti menyala lagi.

Awalnya mengerjakan dengan manual banting sana banting sini sampai pegel linu dan keringatan. Dijamin rasanya lebih sedap krn ada resep special bau ketek hihi.
Coba lagi ah pekek mixer dan susu cairnya ditambah spy mixernya lebih licin meternya. Oho... berhasil hasilnya adonan kalis (ketika dipencet mental nya cepat) dan setelah didiamkan 30 menit adonan membengkak 2 kali lipat

Aug 22, 2006

"Si Butet" Kehilangan Makna

Masih terlihat diberbagai tempat suasana perayaan hari kemerdekaan. Disekolah - sekolah masih dihiasi bendera merah putih berbagai bentuk. Perkantoran bagai berlomba menghiasi kanopi, loby, koridor balkon dll dengan nuansa merah putih. Pusatperbelanjaan tak mau kalah memasang baju, pernak pernik, alat dapur bernuansa merah putih. Berbagai perlombaan digelar. Mulai lomba panjat pohon pinang, lomba lampu teplok, dan aneka lomba untuk anak-anak. Semua tergerak untuk mengenang? atau meraup keuntungan?

Saya tak ingin berburuk sangka pada Eo yang menyelenggarakan acara, apakah mereka masih ingat kisah "selendang sutera", "ditapal batas", atau "sepasang mata bola".
Pada remaja dan anak-anak yang saya tanyai apa tanggapan mereka terhadap 17 asgustus ?
"Meriah " jawab mereka singkat.

Fikri dan Fira cerita, disekolah mereka ada tamu namanya 'Pak Veteran'.Saya perbaiki veteran itu adalah ....bla...bla...bla... seolah veteran itu seorang pejuang Hisbullah. dan dia baru saja selesai perang Lebanon-Israil. Saya tidak bisa lagi mendeskripsikan suasana perang kemerdekaan seperti yang saya bayangkan waktu kanak-kanak dulu. Kami main perang-perangan memakai bambu runcing yang diikat dasi merah putih pramuka. kepala juga diikat Dasi/kacu pramuka. Untuk pistolnya kami membuat dari tulang daun pisang yang bunyinya heboh ditambah teriakan ....Majuuuuuu.....
merdeka............. Lalu ada yang jadi mamaknya sibutet juga sambil menggendong boneka butet... dan pake nyanyi segala ..Buteeeet... dipangungsian.....dst... pakek nangis segala.. dramatis. DiTVRI juga ditampilkan operet Papiko nya Titik Puspa, mengisahkan si butet dan si mata bola...perang demi membela sang saka merah putih ..? hah ? demi selembar bendera ? lalu apa iya Tuanko Imam Bonjol memimpin perang hanya demi bendera dan tanah ulayat. Atau Diponegoro melawan Belanda demi tanah kaum?

Saya juga tidak sanggup mengajarkan nyanyian yang mengobarkan cinta tanah air seperti lagu Pada MU Negri
.....Pada mu negri kami berjanji
Pada mu negri kami berbakti
Pada mu negri kami mengabdi
Bagi mu negri Jiwa raga kami....

Biarlah anak-anak zaman sekarang memaknai kemerdekaan dengan pikirannya sendiri dengan fakta sejarah yang sebenarnya... walau tak harus kenal si Butet....semoga ditangan generasi berikutnyalah kemerdekaan kita yang sebenarnya....merdeka!!!

Aug 10, 2006

Cumi S.O.S Asam Pedas


Nama menu ini silakan dicari di ceritaewie.blogspot-lapau ruparupa. Kenapa S.O.S? karena Cumi inilah penyelamat makan malam . Suka-suka doang ah.

Hari itu pembantu mudik lagi karena ayahnya diserang stroke. Ceritanyamau balik lagi jika ada yang mengurus Bapaknya. Kalo gak yah cari lagi gantinya sampai bossaaan grrr grrr
Jadinya pulang kerja langsung menyingsingkan lengan baju, bersih-bersih rumah, ngisi mesin cuci plus nyucinya, akhirnya tertidur kelelahan..

Azan berkumandang aku terhuyung-huyung kekamar mandi berwudhu. Teringat mau makan nasi dengan apa malam ini? lauk sisa kemarin tinggal 3 potong. Selesai shalat berkutat didapur tapi semuanya masih beku, telur juga tidak ada. Jurus cepat saji ala sea food dengan cita rasa Padang, maka jadilah....iiiiniiii
Bahan : Cumi 1/2kg
cabe giling halus 1/2 sdm
Tomat
Jeruk nipis (aslinya asam kandis)
Bawang merah & putih
daun kemangi
Semua bumbu dihasluskan, lalu ditumis. setelah harum masukkan cumi + air kira-kira1/4 gelas tunggu sampai matang dengan api kecil

Aug 3, 2006

Anda Bertanya Dokter Menjawab (enggak nanya gak tau apa-apa)

Sejak kecil aku emang udah langganan ke dokter, konon suka sakit-sakitan. Belum 2 tahun udah nginap di RS. Waktu TK , kena typus dan menginap 18 hari di RS. Mulai SD flu pilek wah 2 bulan sekali. Sederet pantang harus dipatuhi: tidak boleh makan es, harus selalu pakai jacket, gak boleh mandi air dingin (jadi jarang mandi ), gak boleh buka sendal kalo main diluar dll.
Waktu SMP udah jarang ke dokter. Malu dong sakit-sakitan jadi gak bisa ngeceng gitu. Setelah itu.. selamat tinggal dokter....kalo gak sakiiiit banget ( sakit tipus lagi waktu kuliah) atau sakit gigi

Setelah beberapa lama gak ke dokter, jadi lupa tata cara ke dokter berikut gaya dokter meriksa pasien. Biasanya kalo flu gak perlu ke dokter, cukup istirahat dan makan jeruk atau kalo bandel paling minum obat warung. Brubung usia udah nambah, keluhan mulai banyak seperti sakit pingganglah,jari semutanlah, bisullah atau syndrome berobat gratis?

Yap tempat ku bekerja mempunyai fasilitas berobat gratis bg pegawainya. Dokternya pinter-pinter. Coba aja - waktu aku baru duduk tuh dokter udah ngeluarin resep (hah dukun kali) kok dia tau aku sakit apa . Obatnya gak jauh dari Panadol dan kawan-kawan.Untungnya cocok krn gak ke dokterpun jk aku beli sendiri di warung mungkin akan sembuh juga.

Saat lain aku pengen cek mata, oleh resepsionist disuruh ke umum dulu. Dokternya nanya:
" Ibu sakit apa " tanpa memalingkan matanya dari komputer
(lagi asyik chating ), saya jawab
"Kanker" dokternya noleh dan mendelik dari balik kacamata segarisnya mendapati aku lagi senyum-senyum "kantong kering, 'dog' "
"hm ..ah ibu yg serius dong"
"Mana saya tau namanya apa, tapi gejalanya tenggorokan gatal, suara serak" (maksudnya kan batuk kok panjang-panjang)
Tanpa ekspresi dan tanpa pemeriksaan dokternya bikin resep .
Lagi-lagi Panadol + plus obat ces...ces apa ya lupa kayak permen mentol (aduh tulalit)

Waktu hamil ke 3 lalu saat trimenster 1, lebih sering berurusan sama perawat aja. Dokter siap dengan vitamin-vitamin saja. Gak banyak pembicaraan sama dokter kandungan krn secara umum aku dah tau krn merasa udah pengalaman. Masuk bulan ke 4 USG biasa-biasa saja, ukur tensi oleh perawat cek air seni ke lab ( ini tiap bulan). Bulan ke 7 ketahuan aku Placenta praevia Total. Menurut dokter, melahirkannya harus operasi. Aku Ok saja dan dokter tdk memberi keterangan lain, dan aku jga males nanya 'abis mukanya gak sedap. Langsung cari tau di internet PPT itu apa? apa masih bisa melahirkan normal?

Memasuki kehamilan 37 Minggu. Jadwal kontrol 2 minggu sekali, dokternya gak baca statusku dulu malah nanya
"Berapa minggu "
" 37" jawabku
"anak ke berapa Bu" (Lho udah 7 bulan bertemu kok belum kenal sih padahal dokter kandungan perusahaan yg pasiennya lingkungan sendiri)
"anak ke 3"
Terus dokternya periksa tensi dan meraba-raba perutku (memeriksa:P). Lalu berjalan ke mejanya dan membaca pregnance record ku
"Eh Ibu PPT ya" tanyanya lagi dan kembali memegang perut ku yg sudah seminggu ini sering tegang - kontraksi.
" Kalo kontraksi gini Ibu hrs segera melahirkan, krn Ibu PPT, sejak kapan terasa kontraksi?"
"Udah seminggu"
Dokternya langsung memberi instruksi siapkan kursi dorong untuk membawaku ke ruang USG dan mencancel pasien lain atau pindah ke dokter Obigin yg lain.
Dengan tergopoh-gopoh suster mendorongku ke Ruang USG, dan disana dokter itu keliatan panik (Rasain Lu! gue bikin repot-padahal sebenarnya aku lagi dujung tanduk krn gak ngerti ya tenang-tenang saja)
Lalu sambil USG dokternya baru nerangin kalo Placenta ku itu ada dimulut rahim dan menutupi jalan lahir (ini aku dah tahu dari Internet). Jika terjadi kontraksi dan pendarahan di rumah , dalam 10 menit aku bisa kehabisan darah dan meninggal (ak ku bbbarrru tttaaaaaaaaaaahu u)

Alhasil hari itu juga (6 Agustus 2004) harus Cecar. Waktu itu kan cuma mau kontrol akhirnya malah masuk ruang operasi. Dan rasanya- mungkin- seperti akan dieksekusi saja. Apalagi berita bulan itu soal hukuman mati Ayodya pengedar narkoba dari India.
Waktu si Baby usia 12 hari agak kuning. Biar lebih mantap aku bawa ke DSA di luar (luar RS Perusahaan maksudnya) eh akunya malah dimarahin krn bb bayi naiknya kecil. Lahirnya 2,4 Kg hari ke 12 baru 2,6. Dan di suruh beri susu Formula untuk Bayi BB rendah. Aku protes bukannya ASI lebih bagus, dimana mana disarankan berikan ASI eksklusif. Wadduh dokternya malah marah dan "bernyanyi 2/4 irama Mars" : "saya lebih tahu (saya tempe) anda lihat dengan ASI yg anda berikan hasilnya begini, artinya ASI anda tdk berkualitas" dll soal kehebatan dia menangani bayi-bayi lain.
" Terserah ! kalo Ibu mau ikuti saran saya, saya akan buatkan resep"
Ampun Bu...ampun bu dokter ..Udah ngeluarin uang dimarahin lagi. Maksud ku itu mo diskusi, tp krn pasien dah antri panjang, dokter itu hanya sempat mengeluarkan resep- resep tanpa memberikan pengetahuan kesehatan pada pasiennya.